Lompat ke konten

Berbakti Kepada Orang Tua Bagaimana Caranya

Berbakti Kepada Orang Tua Bagaimana Caranya

Sebagai anak berbakti kepada orang tua adalah bagian dari adab atau etika yang terdapat dalam  islam yang merupakan suatu etika kita terhadap orang tua.  berbakti kepada keduanya hukumnya wajib bagi setiap Muslim, walaupun seandainya keduanya kita adalah non muslim, kita pun wajib  berbakti, setiap muslim wajib mentaati setiap perintah dari keduanya selama perintah itu tidak bertentangan dengan perintah Allah Swt.

Perintah berbakti kepada keduanya bahkan disandingkan dengan perintah menyembah Allah dan larangan mempersekutukan-Nya. Hal ini berarti bahwa berbakti kepada ibu dan ayah merupakan menyempurnakan ibadah kepada Allah SWT

Terdapat hadits Rasulullah SAW, di antara akibat baik (pahala) dan akibat buruk (siksa) yang tidak akan ditangguhkan hingga hari kiamat adalah berbakti kepada keduanya dan durhaka kepadanya. Bahkan, dengan berbakti kepada ayah dan ibu, siapa pun yang berbuat durhaka kepada keduanya, maka akibat buruk pun akan segera didapatkannya.

Dalil Berbakti Kepada  Orang Tua

Allah Ta’ala berfirman,

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا

“…dan kami telah mewasiatkan kepada manusia agar berbakti terhadap kedua orang tuanya.” (QS. Al-Ankabut: 8).

Dalam hadits ini disebutkan bahwa ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu—salah satu ahli fiqih di kalangan shahabat—bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ

“Amal apakah yang paling dicintai Allah?”

Diantara jawaban yang beliau sampaikan adalah,

بِرُّ الْوَالِدَيْنِ

“Berbakti kepada kedua orang tua.”

 

Berbakti Kepada Ibu

Ibu adalah sebagai orang yang merawat kita sejak berada di dalam kandungan sembilan bulan lamanya. lalu merawat kita, ketika kita besar, kita wajib berbakti terhadap ayah ibu kita, bahkan bakti kita pun tidak cukup untuk membalas kebaikan keduannya

Dalam Sebuah Hadits Nabi Yang Diriwayatkan Abu Hurairah :

Abu Hurairah RA, berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi saw. menjawab, ‘Ibumu!‘ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi saw.  menjawab, ‘Ibumu!‘ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi saw. menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Makna Birrul Walidain

Birrul walidain artinya berbudi pekerti yang baik kepada walidain (keduanya). Al-Birr dimaknai husnul khuluq (budi pekerti yang baik) berdasarkan hadits An-Nawasi Ibn Sim’an Al-Anshari yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang makna al-birr dan al-itsm; dia berkata,

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ فَقَالَ الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

“Saya bertanya pada Rasul tentang arti al-Bir dan al-Itsm. Maka (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) menjawab: “Al-Birr adalah budi pekerti yang baik. Sedangkan al-Itsm adalah apa yang muncul di hatimu, dan kamu sendiri tidak senang tatkala manusia mengetahuinya.” (HR. Muslim).

Maka, makna birrul walidain sekurang-kurangnya mencakup sikap: al-ihsaanu ilaihima (berbuat baik kepada keduanya), al-qiyaamu bi huquuqihima (menegakkan hak-hak keduanya), iltizaamu thaa’atihima (komitmen mentaati keduanya), ijtinaabu isaa-atihima (menjauhi perbuatan yang menyakiti keduanya), dan fi’lu maa yurdhiihimaa (melakukan apa-apa yang diridhai keduanya).

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua adalah Perintah Allah Ta’ala

Mengenai birrul walidain ini Allah Ta’ala berfirman,

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada kedua orangtuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 8).

Kedudukan Berbakti kepada Kedua Orang Tua dalam Islam

Islam menjadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai sebuah kewajiban yang sangat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang amal-amal saleh yang paling tinggi dan mulia,

“Shalat tepat pada waktunya … berbuat baik kepada kedua orang tua … jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Faedah Berbakti kepada Kedua Orang Tua

Berbakti kepada kedua ayah dan ibu membuahkan banyak keutamaan. Berikut ini beberapa faedah berbakti kepada kedua orang tua:

  • Dikabulkannya doa (sebagaimana kisah yang telah disebutkan).
  • Sebab dihapuskannya dosa besar.
  • Berbakti kepada keduanya merupakan penyebab keberkahan dan bertambahnya rezeki.
  • Barangsiapa yang berbakti kepada bapak ibunya maka anak-anaknya akan berbakti kepadanya, dan
  • Ridha Allah terletak pada ridha keduanya, murka Allah jika keduanya juga murka
  • Diterimanya amal.

Kewajiban Seorang Anak 

  • Taat kepada keduanya
  • segera datang jika dipanggil
  • menafkahi kepada keduanya jika mampu
  • merawatnya dengan baik
  • Berbicara dengan lemah lembut
  • menghormati
  • Menjauhkan hal yang tidak disukai orangtua
  • Mendoakan
  • Memenuhi kebutuhan
  • Meminta izin dan restu
  • Menjaga nama baik
  • Menjaga amanat

 

Wallahua’lam ( والله أعلمُ) “Dan Allah lebih tahu Dan Allah Yang Maha Mengetahui”.

1 tanggapan pada “Berbakti Kepada Orang Tua Bagaimana Caranya”

  1. Pingback: Parenting Islami, Cara Mendidik Anak Dalam Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *